Wednesday, 16 August 2017

Gereja Tua di Pinggir Jalan

Jalanan masih sama seperti dahulu. Tepatnya tahun-tahun pertama kampung itu dibuka. Oleh Pendeta berdarah Belanda ditengah-tengah perkebunan teh milik VOC. Gereja itu bersebelahan dengan kandang kambing milik si Pendeta yang sudah lama tidak dipakai. Kandang kambing itu kini telah diisi dengan ternak babi, oleh anaknya yang kawin dengan janda pribumi. 
Pendeta itu bernama Albertus, seorang Spanyol yang mengupah diri menjadi pendeta pemerintah Hindia Belanda. Ya. Diantara negara Eropa, Belanda termasuk negara dengan jumlah pendeta paling langka. 
Selain karena banyak pendeta yang ditugaskan untuk misi gospel, juga karena anak-anak muda belanda yang tidak lagi tertarik belajar Agama. Mereka lebih meminati filsafat, sains, ekonomi, alkohol dan nona-nona. Mereka lebih menyukai musik jaz daripada lantunan musik-musik rohani.
Pemuda Belanda lebih menyukai gagasan humanisme yang rasional daripada paradigma-paradigma agama yang menjajah walau berkedok pencerahan dan berkedok menebar kasih Tuhan. 

No comments:

Post a Comment