Bebas nilai
sesungguhnya adalah tuntutan yang ditujukan kepada ilmu pengetahuan agar ilmu
pengetahuan yang dikembangkan dengan tidak memperhatikan nilai-nilai lain di
luar ilmu pengetahuan. Tuntutan dasarnya adalah agar ilmu pengetahuan
dikembangkan hanya demi ilmu pengetahuanm dan karena itu ilmu pengetahuan tidak
boleh dikembangkan dengan didasarkan pertimbangan lain diluar ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan harus dikembangkan hanya semata-mata berdasarkan pertimbangan
ilmiah murni.[1]
“Apa gunanya jika kebenaran berdiri di hadapanku, dingin dan telanjang, tidak peduli apakah aku mengenalinya ataupun tidak, dan malah membuatku takut dan bukannya percaya?”_KIERKEGAARD
Friday, 16 October 2015
Saturday, 3 October 2015
ULIL KOK GA BOLEH MASUK?
Tulisan ini pernah dimuat di Suaka Online (UKM SUAKA), Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jum’at,
9 bulan mei 2014,
http://suakaonline.com/2632/2014/05/09/kok-ulil-gak-boleh-masuk/.
Tulisan ini hanyalah ‘reaksi,’ penulis atas peristiwa gagalnya seorang cendikiawan muslim, Ulil Absar Abdalla, menghadiri Acara diskusi yang dilakukan salah oleh salah satu HMJ di Kampus tersebut pada hari senin, 05 mei 2014. Tentu saja tulisan ini masih jauh dari ‘kebenaran.’ Namun kami berharap ia akan menjadi ‘wasilah,’ bagi kami dalam rangka pencarian ‘kebenaran,’ itu sendiri.
ULIL KOK GA BOLEH MASUK?
Oleh Ramli Cibro
http://suakaonline.com/2632/2014/05/09/kok-ulil-gak-boleh-masuk/.
Tulisan ini hanyalah ‘reaksi,’ penulis atas peristiwa gagalnya seorang cendikiawan muslim, Ulil Absar Abdalla, menghadiri Acara diskusi yang dilakukan salah oleh salah satu HMJ di Kampus tersebut pada hari senin, 05 mei 2014. Tentu saja tulisan ini masih jauh dari ‘kebenaran.’ Namun kami berharap ia akan menjadi ‘wasilah,’ bagi kami dalam rangka pencarian ‘kebenaran,’ itu sendiri.
ULIL KOK GA BOLEH MASUK?
Oleh Ramli Cibro
Ada tradisi di UIN, bahwa
mahasiswa itu harus didobrak pemikirannya, agar terbiasa terbuka, kritis dan
tidak kaku. Tradisi dobrak mendobrak atau bongkar membongkar pemikiran pada
dasarnya adalah warisan kejayaan Islam di masa lalu. Ummat selalu diajarkan
untuk bersikap kritis dalam menjawab setiap persoalan. Ketika dihadapkan pada
tantangan, umat Islam tidak dianjurkan untuk menghindar. Semua keresahan di kalangan
umat selalu dipandang dari konteks akademik dan disambut dengan keterbukaan.
Menghadirkan Sang Pengacau dan mempelajarinya.
KEGUNAAN BELAJAR FILSAFAT
Ramli Cibro
Ahmad Tafsir dalam Filsafat Ilmu menuliskan
bahwa untuk dapat mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan
melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan
teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahana masalah dan ketiga
filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life).[1]
KAMPUS DALAM LINGKAR SETAN KONSUMERISME
Terlalu naïf jika
bercerita tentang buku apa yang harus menghiasi perpustakaan ketika jutaan buku
terbut tiap hari, bebas ‘mencret’ tanpa perlu ada klarifikasi ilmiah untuk
pertanyaan buku apa yang pantas dijadikan referensi, makalah, jurnal, atau sekeripsi
kecuali bahwa buku itu harus ada putnot dan ada daftar pustakanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)