Saturday, 3 October 2015

KEGUNAAN BELAJAR FILSAFAT

Ramli Cibro


Ahmad Tafsir dalam Filsafat Ilmu menuliskan bahwa untuk dapat mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahana masalah dan ketiga filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life).[1]
Mengetahui teori-teori filsafat amat perlu karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Jika anda tidak senang pada Komunisme maka anda harus mengetahui Marxisme, karena teori filsafat untuk Komunsime itu ada dalam filsafat Marxisme. [2]
Yang amat penting juga misalnya adalah filsafat sebagai Metodologi yaitu sebagai cara memecahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan sebagai cara atau model pemacahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat selalu mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya.[3] Sesuai dengan ciri-cirinya, filsafat berusaha mencari pemecahan secara luas dan mendalam sehingga permasalahan dapat ditangani secara tepat.
Filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life) juga berguna untuk mengendalikan segala tingkah laku dari hal-hal yang menyimpang dari kebenaran. Dalam filsafat dikenal ilmu etika dan estetika. Dengan filsafat sebagai pandangan hidup, seseorang dapat menerima prilaku dan tindakan-tindakan yang benar karena sesuai dengan logika yang ia anut. Begitupun dengan filsafat, orang mencintai kesenian sebagai bagian dari keindahan karena sesuai dengan prinsip-prinsip estetika yang biasanya juga bersifat rasional.
Filsafat sebagai philosophy of life sama dengan agama, dalam hal sama-sama mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya. Bila agama berasal dari Tuhan atau dari langit, maka filsafat (sebagai pandangan hidup) berasal dari pemikiran manusia.[4]
Ahmad Tafsir dalam Filsafat Ilmu menuliskan bahwa untuk dapat mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahana masalah dan ketiga filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life).[5]
Filsafat, oleh Will Durrant diibaratkan diibaratkan pasukan mariner yang merebut pantiai untuk mendaratkan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang merambah gunung dan membelah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.[6] Filsafat akan menyediakan lahan yang dapat ditanami oleh keilmuan-keilmuan lain, menghasilkan berbagai metode, paradigm dan batasan-batasan hingga bidang keilmuan lainnya menjadi fokus, terarah, berkembang dan tidak terlalu tumpah tindih.


[1] Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu..hal 89.
[2] Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu..hal 89.
[3] Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu; Remaja Rosda Karya, Bandung, 2013, hal 90.
[4] Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu..hal 90.
[5] Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu..hal 89.
[6] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,  hal 24.

No comments:

Post a Comment