Monday, 27 March 2017

INTELEKTUAL YANG SAKIT




Oleh Intelektual yang Sakit (Ramli Cibro)
Kajhu, 8 Maret 2016

Intelektual yang sakit bukan bercerita tentang derita sakit yang diterima oleh seorang intelektual. Intelektual yang Sakit Adalah sebuah paradigma, cara melihat atau cara berfikir ala orang sakit dan melihat dari sisi-sisi dan prespektif 'sakit.' Jika Selama ini intelektualitas senantiasa difahami dengan nuansa rigid, borjuis dan mewah. Kaum intelektual digambarkan sebagai orang-orang dengan kesehatan jiwa yang mumpuni dan kejernihan berfikir yang luar biasa, plus kesolehan indifidu yang serak-serak basah. Namun kali ini, ketika intelektualitas dapat dicoba maknai sebagai pengembaraan menempuh derita dan memumat kegilaan. Merangsak hutan-hutan berduri yang hanya sesekali menyuguhkan weweangian getah dan buah-buah sepat dan kelat namun masih dapat ditelan untuk pengganjal perut selama perjalanan.
Intelektual yang sakit adalah jalan berliku tapi jujur, bercerita apa adanya tentang nenek tua yang menggosok-gosok bibirnya dengan irisan tembakau, dan membiarkan lendir mengalir tanpa perlu ia seka, sebagai sebuah kebenaran.

Namun mengapa sebagian kaum marginal kelas "intelektual sakit" masih suka bunuh diri masuk ke dalam hutan rimba intelektualitas versi sakit? Mungkin karena mereka tidak mempunyai pekerjaan yang lain, atau mungkin karena mereka memang gagal bergabung dengan kaum elit, dan kopi espresso yang paling murah dan murahan saja harganya 10.000 segelas pancung itu…

Ah... tetunduh co...

No comments:

Post a Comment